Rabu, 10 Juni 2009

RSBI Laris Manis

Bekasi, (tvOne)

Sekolah dengan status Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) di Kota Bekasi, Jawa Barat, mulai diserbu calon siswa baru setelah berakhirnya Ujian Nasional (UN) tingkat SMA.

Sekretaris Panitia Penerimaan Siswa Baru (PPSB) SMAN 1 Kota Bekasi, Hany Widaningsih di Bekasi, Kamis mengatakan, sejak dibuka pendaftaran siswa baru, Senin (11/5), pihaknya telah menerima pendaftaran 354 calon siswa.

"Belum selesai proses pengumuman kelulusan UN, SMAN 1 Kota Bekasi menerima ratusan calon siswa. Hal ini membuktikan RSBI banyak diminati siswa di Kota Bekasi," katanya.

Menurut dia, jumlah tersebut diprakirakan akan meningkat bila dibandingkan tahun lalu yang mencapai total pendaftaran sebanyak 620 peserta didik baru.

Penurunan syarat nilai rata-rata calon siswa pada tahun ini sebesar 7,0 dari tahun sebelumnya sebesar 7,5 menjadi alasan peningkatan jumlah pendaftar di sekolah yang dianggap terbaik untuk Kota Bekasi itu.

"Bila pada tahun lalu kami menerapkan standar nilai minimum 7,5 pada semester 1-5, tahun ini diturunkan menjadi 7,0 untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika dan IPA," katanya.

Penurunan nilai tersebut, kata dia sudah melalui persetujuan Wali Kota Bekasi Mochtar Mohammad dengan Dinas Pendidikan Kota Bekasi.

Pihaknya juga membuka kesempatan kepada siswa berprestasi dari wilayah Kota maupun Kabupaten Bekasi untuk bergabung di sekolah RSBI.

"Kami membuka peluang seluas-luasnya kepada siswa berprestasi untuk bergabung di sekolah kami melalui tes ujian masuk nanti. Kalau pun tidak lulus, mereka bisa mencoba lagi di sekolah reguler yang dibuka pada tanggal 8 Juni nanti," katanya.

Menurut dia, nilai seorang siswa tidak selalu statis setiap semester. "Bisa saja di semester 1 dan 2 nilainya kecil, tapi di semester berikutnya nilainya naik terus, kalau dirata-rata bisa mencapai 7,0," kata Hany.

Ia menambahkan, pendaftaran RSBI di Kota Bekasi dibuka pada 11 hingga 20 Mei 2009. Wawancara siswa dan orang tua dilakukan pada 22-28 Mei, dilanjutkan dengan seleksi masuk pada tanggal 5 Juni. Sementara pengumuman dilakukan tanggal 8 Juni nanti.

Kurniawati, orang tua calon siswa mengatakan, alasannya memilih SMAN 1 sebagai pilihan utama kelanjutan pendidikan anaknya, karena di sekolah ini mayoritas lulusannya sebagian besar diterima di perguruan tinggi negeri (PTN).

"Ini memang maunya anak saya, selain itu saya dengar semua lulusannya bisa lolos ke perguruan tinggi negeri, karena ada kebijakan akselerasi," katanya.

Selain itu, katanya, sejumlah fasilitas penunjang belajar seperti ruangan berpendingin, perangkat tekhnologi informasi (TI), serta keamanannya menjadi nilai tambah bagi sekolah tersebut.

"Keamanan penting untuk melindungi siswa, karena sekarang sedang marak aksi tawuran antarsekolah dan narkoba. Di sekolah ini sangat ketat sehingga orang tua bisa tenang," kata warga Bima Citra Utama, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi itu.(Ant)

Sumber Tulisan :

http://www.tvone.co.id/berita/view/13933/2009/05/14/rintisan_sekolah_bertaraf_internasional_rsbi_bekasi_laris_manis

Komentar Rencana Sekolah Internasional

(Isi perencanaan SBI disarikan dari buku “Sistem Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional untuk Pendidikan Dasar dan Menengah” Depdiknas, Dirjen Mandikdasmen)

Assalamu’alaikum wr.wb.,

SBI ini merupakan rencana program baru dari Diknas (atau pemerintah). Siapa itu Diknas? Baca dulu kutipan ini dari Jakarta Post:

Deputy chairman of the House of Representatives' Commission X overseeing education issues, Heri Ahmadi, said this year the government had allocated Rp 52 trillion (US$5.7 billion) for national education, Rp 44 trillion for the Education Ministry and Rp 8 trillion for the Religious Affairs Ministry.

According to the House commission's evaluation, there Rp 4.6 trillion went missing from last year's total education budget.

[Artinya: menurut analisa Komisi X DPR (Pendidikan) sebanyak Rp.4,6 Trillion hilang dari anggaran pendidikan pada tahun 2006]

Source: http://www.thejakartapost.com/yesterdaydetail.asp?fileid=20070419.H05

Intinya: SBI adalah program baru dari sebuah kaum yang “menghilangkan” (baca: MENCURI) Rp 4,6 TRILLION dari anggaran pendidikan tahun 2006.

(Tidak dijelaskan secara spesifik “hilang” di mana; apa seluruhnya di Diknas, atau di Propinsi, atau dua-duanya).

Mohon kenyataan uang yang “hilang” ini dipikirkan sambil membaca komentar di bawah ini.

Dari Penjelasan Resmi SBI:

B. PENGERTIAN

SBI adalah sekolah nasional yang menyiapkan peserta didiknya berdasarkan Standar Nasional Pendidikan (SNP) Indonesia dan tarafnya internasional sehingga lulusannya memiliki kemampuan daya saing internasional. Rumusnya adalah :

SBI = SNP + X

SNP meliputi kompetensi,

1. lulusan

2. isi

3. proses

4. pendidik dan tenaga kependidikan

5. sarana dan prasarana

6. dana

7. pengelolaan

8. penilaian

X adalah penguatan, pengayaan, pengembangan, perluasan, pendalaman, melalui adaptasi atau adopsi terhadap standar pendidikan baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang diyakini telah memiliki reputasi mutu yang diakui secara internasional umpamanya Cambridge, IB, TOEFL/TOEIC, ISO, UNESCO.

Komentar saya:

Satu

“Cambridge, IB, TOEFL/TOEIC, ISO, UNESCO.”

Cambridge: saya kurang tahu karena belum pernah ada pengalaman. Teman mengatakan baik, tetapi saya belum memeriksa.

Toefl: Toefl yang mana yang dimaksudkan dan kenapa memilih Toefl? Kalau Toefl yang lama (Paper-Based) lebih baik pilih IELTS. (Dijelaskan lebih lengkap di bawah).

ISO: oke, standar international. Saya baru tahu ada ISO untuk sekolah.

UNESCO: Hmm. Unesco punya tujuan apa di dunia ini? Apa sesuai dengan situasi dan kondisi bangsa ini? Apa sesuai dengan agama Islam (mayoritas dari penduduk)?

Dua

“Visi: Terwujudnya insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif secara internasional”

Bagi murid tertentu. Hanya buat anak yang lulus proses seleksi. Sisa dari murid (mayoritas) diabaikan.

Tiga

“MISI = Mewujudkan manusia Indonesia cerdas dan kompetitif secara internasional, yang mampu bersaing dan berkolaborasi secara global.”

Buat anak tertentu, bukan semua. Bukannya anak ini bersaing secara national juga? Mereka akan menjadi lebih pintar dari tetangga (dengan bantuan dari pemerintah) dan akan mengalakan orang lain pada saat berjuang untuk pekerjaan yang sama di dalam negeri. Berarti Pemerintah akan menentukan “siapa” yang bakalan menjadi sukses (karena anak pilihan diberikan bantuan sebanyak mungkin, dengan uang pajak anda, untuk menjadi lebih pintar dari anak tetangganya, yang juga bayar pajak).

Empat

“SBI menggunakan bahasa Inggris dan menggunakan teknologi komunikasi informasi (ICT) (p.6)”

Kualitas bahasa Inggris sebelum masuk atau ditentukan? Lewat Toefl? Toefl yang lama (Paper-Based) atau yang baru?

Jadi harus pintar bahasa sebelum masuk. Siapa bilang lulusan Toefl itu pintar menggunakan bahasa Inggris? Mayoritas dari murid Toefl saya (saat mengajar di kursus bahasa Inggris) hanya mampu masuk kelas Basic atau Intermediate kalau masuk kelas regular. Mereka hanya mengikuti Toefl untuk dapat nilai Toefl setinggi mungkin biar bisa daftar kuliah. Kemampuan menggunakan bahasa tidak bisa ditentukan lewat Paper-Based Toefl

Tujuan sekolah ini berubah dari “membuat anak pintar” menjadi “hanya menerima anak pintar yang akan menjadi lebih pintar dengan mudah setelah diajar”.

Mungkin ada anak yang akan menjadi pintar sekali dalam bahasa Inggris kalau ada kesempatan untuk belajar. Tetapi karena tidak sanggup bayar kursus di EF atau ILP, dia tidak bisa berbahasa Inggris saat ini, dan karena itu akan ditolak masuk program SBI ini.

Lima

“STANDAR OUTPUT = Lulusan SBI memiliki penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir yang canggih serta kemampuan berkomunikasi secara global. Mampu menerapkan nilai-nilai (religi, ekonomi, seni, solidaritas, dan teknologi mutakhir dan canggih), norma-norma dan etika global untuk bekerja sama lintas budaya dan bangsa.”

Nilai2 global = nilai religi global, nilai ekonomi global, nilai seni global, norma2 global, etika global untuk bekerja “lintas budaya dan bangsa”

Contoh:

Nilai religi global: semua agama sama. Kalau anak mau pindah agama dari Islam menjad Kristen, tidak boleh dikritik atau dicegah. Hak dia. Orang tua harus terima! Kalau tidak, melanggar HAM anak.

Nilai ekonomi global: kapitalisme di atas segala2nya. Kalau pabrik rugi sedikit, dan harus mem-PHK ribuan orang untuk menjaga profit share bagi investor, lakukan saja. Tidak usah memikirkan dampak sosial. Itu urusan orang lain.

Globalization adalah benar, dan semua pasar harus terbuka. (Tetapi jangan coba menjual ke Amerika Serikat. Hanya sebagian dari pasarnya terbuka, sisanya masih dilindungi dari persaingan international (misalnya, agriculture, steel, textile, pharmaceuticals, car manufacturing, dll.). Intinya, semua negara, selain dari yang berkuasa, harus membuka pasarnya untuk perdagangan bebas. Sosialisme atau kepedulian sosial bukan bagian dari ekonomi.

Nilai seni global: telanjang bulat (kaya Anjasmara menjadi Nabi Adam AS.) adalah seni. Tidak boleh dikritik. Fotografer Spencer Tunik membuat foto dengan ratusan sampai ribuan orang telanjang bulat di tempat umum (seperti taman kota) di berbagai negara. (Gallery: http://www.i-20.com/artist.php?artist_id=19 ). Ini adalah seni. Jangan mengritik! Anak anda akan belajar tentang nilai seni global ini dan barangkali akan mengundang Spencer ke Jakarta.

Norma2 global: Bercerai, normal. Hidup dengan “pasangan” dan membesarkan anak tanpa harus menikah, normal. Mencoba sedikit narcoba, normal. Minum alcohol (tidak sampai mabuk), normal. Punya banyak teman yang homo, normal. Menjadi Pekerja Seks Komersial, normal (bahkan di Australia membayar pajak!). Menjadi donor sperma, normal. Aborsi, normal. (Di beberapa negara, bila anak remaja ingin lakukan aborsi, dokter wajib layani dan dilarang memberitahu orang tua dari anak itu). Tidak peduli pada orang tua, normal.

Etika global: Ketika anda memimpin delegasi AS ke Cina untuk membuat Perjanjian Perdanganan, jangan membahas Pelanggaran HAM. Ketika ada keributan di Papua, menegor Indonesia tentang HAM (karena perdagangan Indonesia dengan AS tidak begitu penting). Membunuh satu orang Amerika merupakan tindakan kriminal terbesar di dunia. Menjatuhkan bom di atas sebuah kota dan membunuh 600.000 orang yang tidak berdosa, tidak menjadi soal. Dan jumlah orang yang dibunuh AS tidak perlu dihitung secara terinci (perkiraan saja juga tidak perlu diterima). Yang penting, jangan sampai manusia terbaik di dunia ini (warga AS) diancam, diculik, disiksa, atau dibunuh. Kalau warga negara lain, no problem. Kalau AS menyiksa tahanan, disebut “interogasi”. Bila negara lain melakukannya, disebut “penyiksaan”. Bila AS menahan orang tanpa disidang untuk bertahun-tahun, mereka adalah “enemy combatant”. Bila negara lain melakukannya, mereka adalah “tahanan politik” yang harus segera dibebaskan.

Tujuan? Apa tujuannya kerukunan, kesamaan, dan sikap pluralisme dan liberalisme di seluruh dunia? Negara anda dan nilai-nilai budaya anda tidak lebih benar dari yang lain. Semuanya sama-sama benar. Tetapi yang sesungguhnya “benar” adalah apa yang sudah ditentukan dan menjadi biasa di bangsa2 barat (mantan penjajah dan pengusasa dunia) dan anda harus ikut mendukung apa saja yang sudah ditentukan sebagai “kebenaran”. Kalau anda berbeda pendapat, maka anda harus belajar lebih banyak supaya bisa rukun (baca: nurut).

Apakah semua ini termasuk yang diinginkan buat anak Indonesia? Setelah diajarkan “norma-norma global” ini, bukannya mereka akan mulai bersikap seperti orang barat yang sekuler dan kafir?

Enam

“STANDAR PROSES = A) Pro-perubahan, B) Menumbuhkan dan mengembangkan daya kreasi, inovasi, nalar dan eksperimentasi”

Dalam semua bidang? Temasuk agama? Bahasa?

Tujuh

“STANDAR INPUT: A) INTAKE = diseleksi ketat, memiliki potensi kecerdasan unggul, yang ditunjukkan oleh kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual dan berbakat luar biasa”

Deseleksi ketat? Apakah ini supaya mudah berhasil? Kalau dimulai dengan anak yang paling pintar di seluruh nusantara, lalu anak itu berhasil, apakah karena program SBI atau apakah karena mereka akan berhasil dengan sekolah apapun?

Siapa yang bisa menentukan anak yang “memiliki potensi kecerdasan unggul” secara massal dan cepat? Dari mana ketahuan memilki potensi ini? Ditentukan dengan tes apa? Kalau ada anak yang agak bego saat dites, tapi setelah dididik menjadi pintar sekali, bagaimana? Kenapa dia tidak berhak dididik dengan sebaik mungkin juga?

Pengalaman Pribadi Teman Saya: Ada seorang teman yang kumpulkan teman2nya untuk santuni beberapa anak. Ibu2 itu dengan sengaja mengambil anak yang nilainya kurang bagus (karena biasannya orang memilih anak yang nilainya tinggi, sehingga yang lain tidak mendapat kesempatan). Setelah disantuni beberapa bulan, nilai semua anak itu meningkat. Ternyata, nilai tes mereka selalu rendah karena mereka jualan setelah sekolah, tidak punya buku atau pensil di rumah dsb. Setelah mendapat bantuan nyata, mereka bisa belajar dengan benar di rumah juga dan nilai mereka meningkat.

SBI hanya memilih anak yang “memiliki potensi kecerdasan unggul”!!! Yang lain, biarkan saja!


Delapan

INSTRUMENTAL INPUT: A) Kurikulum Plus X, B) Guru memiliki kompetensi professional (penguasaan mata pelajaran), pedagogic, kepribadian dan social bertaraf internasional yang ditunjukkan oleh penguasaan bahasa Inggris. Mampu menggunakan ICT mutakhir dan canggih (laptop, LCD, dan VCD).

Dapat guru hebat ini dari mana? Dibutuhkan ribuan dalam waktu singkat. Profesional = menguasaikan mata pelajaran sesuai dengan standar internasional. Apa ada ribuan guru seperti itu sekarang? Atau perlu dilatih? Oleh siapa? Di mana? Untuk berapa lama? Dan apakah guru ini akan digaji selama mengikuti latihan?

Kepribadian dan social bertaraf internasional? Kata Jusuf Kalla, guru Indonesia tidak dapat dipercayai karena mereka akan luluskan semua anak. Berarti etika profesional mereka rusak. Siapa yang akan memperbaikinya?

Bahasa Inggris? Siapa yang akan melatihkan guru ini untuk 1-2 tahun sehingga sanggup mengajar dalam bahasa Inggris? Dibutuhkan ratusan trainer untuk mengajar para guru bahasa Inggris. Di mana ratusan trainer itu?

Sembilan

Catatan : Pada lampiran 2 Standar guru SBI haruslah mampu mengajar dalam bahasa Inggris secara efektif (TOEFL > 500, Kepala Sekolah TOEFL >500, Pustakawan TOEFL > 450, Laboran TOEFL > 400, Kepala TU harus S-1 dan TOEFL> 450

Toefl yang mana yang dimaksudkan? Yang disebut “Institutional Test” atau “Paper-Based Test” yang lama? Bentuknya, ada tiga ujian dan semuanya multiple choice. Orang yang tidak bisa berbahasa Inggris dengan baik (tingkat Basic 2 – Basic 3) bisa mendapat 500-550 di tes ini. Sebagai mantan guru Toefl, tugas saya bukan untuk mengajarkan bahasa Inggris akademik, melainkan mengajarkan trik-triknya supaya murid yang awam bisa mendapat nilai 500 untuk daftar kuliah di UI dll.

Atau tes yang baru yang dimaksudkan: IBT (Internet Based Test) yang dikerjakan online? Ini jauh lebih sulit daripada yang paper based. Waktu saya mengikuti training untuk mengenal tes baru ini, kami (para guru Toefl) berdebat selama 20 minit untuk menjawab satu pertanyaan karena begitu sulit. Kalau kemampuan para guru tidak advanced (mendekati Native Speaker), akan sulit sekali untuk lulus IBT dengan nilai yang tinggi. Akan dibutuhkan waktu 1-2 tahun persiapan untuk lulus dari ujian ini.

Sepuluh

“Lab.Fisika, Kimia, Biologi, Bahasa, dan IPS”

Lab Bahasa ketinggalan zaman. Tidak ada yang gunakan di sekolah Australia dan Selandia Baru. Setahu saya, lebih banyak negara yang tidak menggunakannya lagi daripada yang menggunakannya. Lab bahasa terlalu terbatas dan bagi anak sekolah, jauh lebih bermanfaat menggunkan pelajaran bahasa yang komunikatif dengan kerja kelompok, berpasangan, diskusi, berdebat, dsb.

Sebelas

“KEBIJAKAN PENGEMBANGAN: 1. Ekualitas dan aksesibilitas : Siswa miskin tapi pandai harus diterima dengan subsidi silang”

Ekualitas buat yang sangat pintar saja. Yang dianggap pintar biasa saja (karena jualan koran sampai jam 10 malam biar ada uang sekolah) tidak mendapat kesempatan. Ini ekualitas apa?

Duabelas

“1) SBI meningkatkan mutu input, proses, dan outputnya, 2)Tatakelola yang baik (good governance) : partisipatif, transparan, akuntabel, professional, demokratis, tanggungjawab, layanan prima, tidak KKN, ada kepastian hukum, ada kepastian jaminan mutu”

Ini sebelum atau sesudah ada petugas pemerintah yang “menghilangkan” sebgaian dari dananya untuk kepentingan sendiri? Ingat yang ditulis di paling atas: SBI adalah program baru dari sebuah kaum yang “menghilangkan” (baca: MENCURI) Rp 4,6 TRILLION dari anggaran pendidikan tahun 2006!!!

Tetapi karena dana masuk program SBI (daripada umum), tidak akan hilang? Semua orang di Diknas dan Propinsi sudah bertaubat dan tidak akan “merampok” anak SBI demi kepentingan diri sendiri? Hanya anak di Sekolah Negeri biasa yang akan “dirampok” terus setiap tahun?

(Malu deh kalau uang untuk beli laptop bagi anak SBI diselewengkan. Kalau uang untuk atap kelas baru di SDN, no problem deh!)

Tigabelas

STRATEGI IMPLEMENTASI: Pelaksanaan SBI harus dimulai dari kondisi nyata di Indonesia..

Maksudnya? Harus dimulai dari gedung yang atapnya runtuh, lapangan rusak berat, tembok banyak retak, tidak ada perpustakaan di sekolah, guru sering bolos karena punya 2 pekerjaan lain supaya bisa mendapat nafkah hidup yang cukup, dan seterusnya. Inilah “kondisi nyata” yang dimaksudkan?

Berarti harus ada berbagai macam proyek untuk memperbaiki semuanya. Atau hanya sekolah yang sudah dalam kondisi bagus yang akan digunakan? Sekolah yang seperti di atas, biarkan saja dalam keadaan rusak?

Empatbelas

Perintisan SBI harus berdasarkan pada data-data actual dan factual.

Siapa yang akan mengumpulkan data-data ini? Orang yang sama yang menghilangkan 4,6 TRILLION dari anggaran pendidikan tahun 2006? Tetapi sekarang mereka akan mampu mengumpulkan data yang akurat? Apalagi kalau data itu menunjukkan bahwa program mereka gagal dan ada dana yang “hilang”? Tiba-tiba mereka akan menjadi orang yang bisa menghitung secara akurat dan jujur? Tetapi penggunaan dana anggaran tahun 2006 tidak bisa dihitung secara akurat?

Limabelas

STRATEGI PEMBIAYAAN

  • Pemerintah Pusat = 50 %
  • Pemerintah Propinsi = 30 %
  • Pemerintah Kota/Kab. = 20 %

Ini secara teoretis. Yang akhirnya masuk ke sekolah berapa persen? Tinggal sisanya setelah sebagian menjadi “hilang”.

Enambelas

Bagi SBI swasta, biaya pendidikan ditanggung oleh masyarakat dan yayasan pendiri sekolah tersebut. Subsidi pemerintah dapat diberikan atas dasar persyaratan tertentu.

Sekolah swasta akan menerima uang pajak kita? Jadi kalau saya seorang sopir mikrolet, termasuk kaum yang tidak mampu, uang pajak saya diambil dan diberikan pada sebuah sekolah swasta biar anak orang kaya bisa mendapatkan fasilitas yang lebih baik lagi? Dan di SDN anak saya, atap yang hampir runtuh dibiarkan saja. Hanya SBI dan SBI Swasta yang diperhatikan? Lebih baik saya tidak membayar pajak daripada uang saya diberikan ke sekolah swasta!

KESIMPULAN

Rencana Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) ini adalah sebuah rencana yang kelihatannya dibuat sepihak saja, tanpa konsultasi, tanpa berfikir terlalu dalam tentang dampaknya, sebuah rencana yang tidak relevan, tidak dibutuhkan, tidak adil, and hanya menguntungkan sebagian anak (minoritas) dan mengabaikan yang lain (mayoritas), tetapi menggunakan uang pajak kita.

(Saya jadi ingat Busway dari Gubunur Sutiyoso yang dibuat secara buru-buru dengan ciri-ciri perencanaan yang sama, dan sekarang terancam berhenti karena bankrut!)

Saya melihat ada banyak kesempatan untuk orang yang telah “menghilangkan” 4,6 TRILLION rupiah dari anggaran pendidikan tahun 2006 untuk membuat macam-macam proyek baru dengan segala bentuk “mark-up” dan komisi yang akan menguntungkan mereka. Akan ada proyek beli laptop, proyek renovasi gedung sekolah, proyek beli buku, proyek beli perlengkapan belajar (meja, kursi, dll.), proyek melatihkan guru, proyek kesejahteraan guru, proyek asuransi, dan banyak proyek baru yang lain. Apakah semuanya akan dijalankan dengan cara yang benar dan terbuka?

Apakah rencana SBI ini akan membuat sebuah kaum elit, yang terdiri dari anak yang mendapat kesempatan masuk SBI, menjadi sukses dan menjadi orang yang paling kaya dan berkuasa di negara ini? Dan semua itu dikerjakan dengan uang pajak kita? Anak anda belum tentu diterima. Dan setelah dia lulus dari sekolah biasa dengan nilai biasa, dia akan mencari pekerjaan dan langsung bersaing dengan anak tetangga anda yang dibuat lebih pintar oleh pemerintah karena dia diterima di SBI. Pada saat para employer melihat anak dari sekolah biasa dan anak dari SBI melamar untuk pekerjaan yang sama, kira-kira yang mana yang akan diterima?

Uang pajak anda menciptakan masa depan dan kemungkinan besar akan sukses bagi anak orang lain, sedangkan anak anda dibiarkan saja menderita dalam sekolah negeri biasa dengan atap kelas yang hampir ambruk.

Kemudian, apakah anak ini yang lulus dari SBI menjadi mirip sekali dengan orang barat? Apakah mereka akan lebih senang berbincang dalam bahasa Inggris dan meremehkan atau anggap bodoh orang yang tidak bisa berbahasa Inggris (seperti neneknya)? Apakah mereka akan sanggup kuliah dalam bahasa Indonesia?

Apakah anak SBI ini menjadi mirip dengan orang barat? Apakah mereka akan tinggalkan nilai-nilai agama dan budaya yang diajarkan orang tua dan menggantikannya dengan nilai-nilai “universal” yang didapatkan di sekolah (yang telah direstui Unesco dll.)? Kira-kira berapa banyak dari anak ini akan murtad atau pindah agama? Apakah tidak perlu dipikirkan? Apakah tidak perlu kuatir? Siapa yang melakukan analisa terhadap masa depan anak ini? Dan siapa yang akan melindungi mereka dari kerusakan budaya negara barat yang sekuler?

Singkatnya, rencana SBI ini adalah sebuah rencana yang sudah mengandung unsur-unsur yang bisa merusak agama dan budaya anak bangsa ini, dan membelah anak bangsa menjadi kaum elit dan kaum biasa.

Apakah ini yang dinginkan orang tua?

Pajak anda yang akan digunakan!

Semoga bermanfaat,

Wallahu a’lam bish-shawab

Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Sumber Tulisan :
http://genenetto.blogspot.com/2007/07/komentar-rencana-sekolah-bertaraf.html
Kamis, 11 Juni 2009
Argentina dibekuk Ekuador 0-2 dalam kualifikasi Piala Dunia Acara "Bukan Empat Mata" (Trans 7) dihentikan sementara penayangannya mulai 13 Juni-13 Juli 2009
Galeri Foto
Rabu, 3 Juni 2009 | 17:37 WIB
SUASANA hening langsung terasa memasuki pabrik pembuatan batik Merak Manis di Kampung Laweyan, Solo, Jawa Tengah, sebulan lalu. Suasana hening karena tidak ada suara tawa canda. Sekadar percakapan pun rasanya enggan dituturkan. Suasana yang hening begitu kontras dengan ratusan pekerja, laki-laki dan perempuan, yang tengah giat bekerja. Di ruangan khusus menjahit, hanya suara mesin jahit listrik yang terdengar. Sementara di ruangan khusus membatik, khusus batik tulis, tampak beberapa ibu begitu asyik dengan canting yang menorehkan motif-motif batik. Tangan-tangan terampil, cekatan, dengan irama dan pola yang sama. Irama ini sangat terasa di ruang batik cap yang dikerjakan kaum laki-laki. Dengan besi pelat cetak, tangan-tangan mereka sudah sangat terlatih dan terukur menempelkan alat batik cap – terbuat dari tembaga - yang sebelumnya sudah dicelup ke cairan malam (bahan lilin untuk membatik) yang panas, ke kain di atas meja. Hasilnya tidak ada cetakan cap yang bertumpang tindih. Padahal dilakukan secara manual. Sementara di sudut tempat pencelupan kain untuk pewarnaan batik berjejer bak-bak tembok. Di sebelahnya, uap air panas mengepul. Untuk menghilang lilin, batik kain direbus. Karena suhu panas, membuat pekerja melepas bajunya walau tetap berpeluh. Batik Merak Manis yang dikelola H Bambang Slameto didirikan pada 19 April 1930. Konon industri batik di Kampung Laweyan telah ada sejak zaman kerajaan Pajang (1568-1586 M), lebih tua dari Kota Solo. Disebut Laweyan, karena kampung itu dulu penuh lawe (kapas) yang dipintal menjadi mori sebagai bahan dasar batik. Produk batik umumnya berupa daster, kemeja, baju tidur, setelan kebaya dan kemeja baik yang terbuat dari batik tulis, cap, printing, sampai batik berbahan sutera. Harga batik tergantung teknik pembuatan dan bahan kain batik. Batik tulis lebih mahal apalagi dengan bahan sutera yang mencapai jutaan rupiah. (mir)
Senin, 4 Mei 2009 | 07:23 WIB
Pada usianya yang ke-10, Harian warta Kota mendapat tiga penghargaan Museum Rekor Indonesia (Muri) atas tiga rekor yang diciptakan, yakni Grafis sepanjang 200 meter, Koran Terbesar, dan Kekonsistenan ..
[ 8 foto ]
Jumat, 10 April 2009 | 00:21 WIB
Pemilu Legislatif 2009 digelar sesuai jadwal. Pesta demokrasi lima tahunan selalu membuat pihak-pihak yang berkepentingan was-was. Segenap energi, pikiran, strategi, dan biaya dikerahkan para ..
[ 7 foto ]
Selasa, 31 Maret 2009 | 16:52 WIB
Jumat Subuh tanggul di Situ Gintung jebol, setelah dibombardir hujan semalaman. Dalam sekejab, air bah yang seperti tsunami menenggelamkan kampung di bawahnya. Sampai tiga hari kemudian, korban tewas ..
[ 5 foto ]
Minggu, 8 Februari 2009 | 23:10 WIB
Kamis, 22 Januari 2009, saya tiba dekat gerbang Kota Harapan Indah, Kota Bekasi, sekitar pukul 06:10. Saat itu arus lalu lintas yang menuju keluar kompleks perumahan Kota Harapan Indah sangat padat, ..
[ 2 foto ]
© 2008 WARTA KOTA — All rights reserved

SMAN 3 Buka Kelas Internasional

Kelas Internasional SMA Jakarta
Dok Warta Kota

Setiabudi, Warta Kota

Lulusan kelas internasional di sejumlah SMAN di Jakarta bisa segera melanjutkan sekolah di luar negeri karena mereka juga mendapat sertifikat yang diakui internasional, selain sertifikat dari sekolah.

”Kelas internasional kami bekerja sama dengan Cambridge University. Lulusan kelas internasional ini bisa menggunakan sertifikat internasionalnya untuk mendaftar sekolah di luar negeri,” kata staf kurikulum di SMAN 3 Jakarta, Yudi Hermunanto, Selasa (9/6).

Yudi menjelaskan, kelas internasional di SMAN 3 baru dibuka tahun ini dan hanya menerima 24 siswa atau satu kelas. Pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) kelas internasional di SMAN 3 dibuka sejak awal Juni hingga 22 Juni mendatang. Kelas internasional menerima siswa dari DKI maupun luar DKI.

Dalam menyelenggarakan kelas internasional, SMAN 3 bekerja sama dengan SMAN 78 Jakarta dan Cambridge University. ”SMAN 78 sudah lebih dulu memiliki kelas internasional dan kelas internasionalnya memakai kurikulum dari Cambridge University,” ujar Yudi.

Bahasa pengantar di kelas internasional yang mengutamakan bidang sains ini adalah bahasa Inggris. Tenaga pengajar kelas internasional di SMAN 3 adalah guru-guru yang mengajar di kelas super di SMAN 3 yang paling tidak menyandang gelar strata 2.

Kelas super merupakan kelas dengan siswa-siswa yang dipersiapkan untuk mengikuti perlombaan sains seperti olimpiade matematika ataupun olimpiade fisika.
Yudi juga mengatakan bahwa mulai tahun ini, status SMAN 3 menjadi sekolah rintisan sekolah berstandar internasional (RSBI).

Sementara itu, SMAN 8 Jakarta yang membuka kelas internasional sejak tahun 2004/ 2005, tahun ini menerima 48 siswa atau dua kelas. ”Tiap tahun, rata-rata yang mendaftar sekitar 200 orang,” ucap Koordinator Kelas Internasional SMAN 8, Salehudin.

Ia menjelaskan siswa kelas internasional yang meraih grade A Level Full dengan nilai minimal A, ketika mendaftar sekolah di luar negeri —misalnya Nanyang Technology University (NTU), Singapura—tidak perlu mengikuti kelas matrikulasi.

Siswa kelas internasional juga memiliki kelebihan dalam berbahasa internasional dibanding siswa kelas reguler. ”Mereka juga mendapat info lebih dini tentang sekolah-sekolah internasional di luar negeri. Kami kerja sama dengan sekolah di luar negeri,” kata Salahudin.

Siswa kelas internasional SMAN 8 juga boleh menggunakan laboratorium kimia di NTU, mengikuti pertukaran pelajar dengan siswa luar negeri, memiliki proyek sekolah—misalnya Go Green di Kepulauan Seribu. ”Mereka belajar peduli lingkungan, membersihkan sampah, menanam pohon bakau, dan melepas anak penyu,” ucapnya.

Salah satu orangtua murid, Hetifah, mengaku ingin mendaftarkan anaknya ke kelas internasional agar kemampuan bahasa Inggris si anak tidak luntur. ”Di pernah sekolah di luar negeri, empat tahun, jadi sudah terbiasa dengan bahasa Inggris. Tapi, kalau bahasa Inggris tidak terus dilatih.. bisa lupa lagi,” katanya. (Intan Ungaling Dian)
http://www.wartakota.co.id/read/pendidikan/5758
Kamis, 11 Juni 2009
Argentina dibekuk Ekuador 0-2 dalam kualifikasi Piala Dunia Acara "Bukan Empat Mata" (Trans 7) dihentikan sementara penayangannya mulai 13 Juni-13 Juli 2009
Rabu, 10 Juni 2009 | 08:56 WIB
SMAN 3 Buka Kelas Internasional
Kelas Internasional SMA Jakarta
Dok Warta Kota

Setiabudi, Warta Kota

Lulusan kelas internasional di sejumlah SMAN di Jakarta bisa segera melanjutkan sekolah di luar negeri karena mereka juga mendapat sertifikat yang diakui internasional, selain sertifikat dari sekolah.

”Kelas internasional kami bekerja sama dengan Cambridge University. Lulusan kelas internasional ini bisa menggunakan sertifikat internasionalnya untuk mendaftar sekolah di luar negeri,” kata staf kurikulum di SMAN 3 Jakarta, Yudi Hermunanto, Selasa (9/6).

Yudi menjelaskan, kelas internasional di SMAN 3 baru dibuka tahun ini dan hanya menerima 24 siswa atau satu kelas. Pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) kelas internasional di SMAN 3 dibuka sejak awal Juni hingga 22 Juni mendatang. Kelas internasional menerima siswa dari DKI maupun luar DKI.

Dalam menyelenggarakan kelas internasional, SMAN 3 bekerja sama dengan SMAN 78 Jakarta dan Cambridge University. ”SMAN 78 sudah lebih dulu memiliki kelas internasional dan kelas internasionalnya memakai kurikulum dari Cambridge University,” ujar Yudi.

Bahasa pengantar di kelas internasional yang mengutamakan bidang sains ini adalah bahasa Inggris. Tenaga pengajar kelas internasional di SMAN 3 adalah guru-guru yang mengajar di kelas super di SMAN 3 yang paling tidak menyandang gelar strata 2.

Kelas super merupakan kelas dengan siswa-siswa yang dipersiapkan untuk mengikuti perlombaan sains seperti olimpiade matematika ataupun olimpiade fisika.
Yudi juga mengatakan bahwa mulai tahun ini, status SMAN 3 menjadi sekolah rintisan sekolah berstandar internasional (RSBI).

Sementara itu, SMAN 8 Jakarta yang membuka kelas internasional sejak tahun 2004/ 2005, tahun ini menerima 48 siswa atau dua kelas. ”Tiap tahun, rata-rata yang mendaftar sekitar 200 orang,” ucap Koordinator Kelas Internasional SMAN 8, Salehudin.

Ia menjelaskan siswa kelas internasional yang meraih grade A Level Full dengan nilai minimal A, ketika mendaftar sekolah di luar negeri —misalnya Nanyang Technology University (NTU), Singapura—tidak perlu mengikuti kelas matrikulasi.

Siswa kelas internasional juga memiliki kelebihan dalam berbahasa internasional dibanding siswa kelas reguler. ”Mereka juga mendapat info lebih dini tentang sekolah-sekolah internasional di luar negeri. Kami kerja sama dengan sekolah di luar negeri,” kata Salahudin.

Siswa kelas internasional SMAN 8 juga boleh menggunakan laboratorium kimia di NTU, mengikuti pertukaran pelajar dengan siswa luar negeri, memiliki proyek sekolah—misalnya Go Green di Kepulauan Seribu. ”Mereka belajar peduli lingkungan, membersihkan sampah, menanam pohon bakau, dan melepas anak penyu,” ucapnya.

Salah satu orangtua murid, Hetifah, mengaku ingin mendaftarkan anaknya ke kelas internasional agar kemampuan bahasa Inggris si anak tidak luntur. ”Di pernah sekolah di luar negeri, empat tahun, jadi sudah terbiasa dengan bahasa Inggris. Tapi, kalau bahasa Inggris tidak terus dilatih.. bisa lupa lagi,” katanya. (Intan Ungaling Dian)

Share on Facebook
A A A
Posting komentar anda
Nama
Email
Komentar
Kode
Redaksi menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak untuk tidak menampilkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA.
© 2008 WARTA KOTA — All rights reserved

Museum Profile English Version

Profil Museum Koleksi Layanan Umum Activities Beranda Museum se-Jawa tengah

Anda pengunjung yang ke


Copyright © 2007 Museum Ronggowarsito

Kamis, 11 Juni 2009
Cari
Museum Di Jakarta
Cetak Halaman Ini

Museum Nasional

Mungkin sebagian orang lebih mengenal museum ini dengan nama Museum Gajah dari pada nama aslinya. Memang nama resmi museum ini memang Museum Nasional, tetapi dikenal juga sebagai Museum Gajah karena di tengah halaman depannya berdiri sebuah patung gajah yang terbuat dari perunggu, hadiah Raja Thailand kepada Presiden Soekarno. Gedung ini terletak di sebelah barat Lapangan Merdeka tepatnya di Jl. Merdeka Barat No.12, Jakarta Pusat. Museum yang terbesar di Asia Tenggara ini dibangun oleh sebuah lembaga ilmu pengetahuan Bataviaasch Genootschap van kunsten en Wetenschappen pada tanggal 24 April 1778 dan dibuka pada tahun 1868 oleh Persatuan Kesenian dan Ilmu Pengetahuan Batavia.
Disini para pengunjung dapat melihat kehidupan nenek moyang kita sebelum mereka mengenal tulisan di jaman prasejarah, mengenal peradaban bangsa lain sampai menjadi kerajaan-kerajaan terkuat di Asia Tenggara.
Berbagai benda-benda prasejarah mulai dari jaman batu seperti; artifak, fosil, menhir dan senjata purba yang berasal dari pelosok Nusantara. Disi juga terdapat koleksi keramik yang terbuat dari perunggu dari dinasti Han, Tang dan Ming yang masih utuh dan termaksud salah satu koleksi keramik terbesar di dunia, khususnya keramik-keramik Asia Tenggara, juga benda-benda kebudayaan Hindu-Jawa.
Sedangkan koleksi lukisan yang terdapat di museum ini terdiri dari lukisan karya pelukis-pelukis Paris, antara lain; karya Kandensky, Zou Wuki, Georges Braque, Polk Lee yang terakhir dipamerkan tahun 1991 lalu.
Lukisan-lukisan tersebut dulu disumbangkan oleh para seniman kota Paris tahun 1950-an karena Indonesia ingin membuat museum seni rupa internasional. Museum itu tidak pernah jadi sampai kini, sehingga lukisan-lukisan mahal itu dan juga koleksi pelukis Tanah Air lainnya milik negara ditaruh di Museum Nasional.
Hingga sekarang Museum Nasional tengah membangun dua gedung tambahan di sebelah kiri dan belakangnya. Gedung kiri enam lantai plus dua lantai bawah tanah (basement), sementara gedung belakang sepuluh lantai dan juga dua lantai bawah tanah.
Pembangunan itu untuk menambah ruang yang saat ini dirasa sudah tak lagi memadai menampung seluruh benda koleksi Museum Nasional. Demikian diutarakan Ketua Museum Nasional Suwati Kartiwa, minggu keempat Juni.
Benda koleksi Museum Nasional sekarang mencapai sekitar 66.600 potong, yang terdiri dari 61.600 benda prasejarah dan antropologi, serta sekitar 5.000 benda arkeologi, yang berasal dari seluruh penjuru Nusantara.
Dengan dibangunnya dua gedung baru, kelak pengelola Museum Nasional akan lebih leluasa memamerkan dan menggudangkan benda-benda koleksi, mulai patung batu purbakala hingga lukisan kontemporer.
Kedua gedung baru itu kelak akan membuat Museum Nasional memiliki ruangan seluas 68. 635 meter persegi, hampir sepuluh kali luas sekarang. Sebagian besar ruangan yang ada akan digunakan sebagai tempat penggudangan benda-benda koleksi serta ruang pameran, baik pameran tetap maupun pameran tak tetap. Sekitar 30 persen akan difungsikan sebagai area publik, seperti lobi dan auditorium.
Sebagian ruang lantai bawah tanah kedua gedung baru akan digunakan sebagai area parkir. Rencana jangka panjang, museum ini juga akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas lain, seperti kafe dan toko cenderamata.
Museum yang sudah dikenal baik di dalam maupun luar negeri, sehingga bisa dipastikan dalam memasuki hari-hari libur, pengunjung yang datang mengunjungi museum ini cukup banyak. Jadwal kunjungan yang tersedia:
· Senin-Kamis, pukul 08.30 - 02.30 wib.
· Jumat, pukul 08.30 - 11.30 wib.
· Sabtu, pukul 08.30 - 01.30 wib.
· Minggu, Tutup.

[ 1 ] [ 2 ] [ 3 ] [ 4 ] [ 5 ] [ 6 ]

Sumber : -
Last Update : -

Sekilas Jakarta
Sejarah Pemerintahan
Lambang Kota Jakarta
Penduduk DKI Jakarta