Rabu, 10 Juni 2009

SMAN 3 Buka Kelas Internasional

Kelas Internasional SMA Jakarta
Dok Warta Kota

Setiabudi, Warta Kota

Lulusan kelas internasional di sejumlah SMAN di Jakarta bisa segera melanjutkan sekolah di luar negeri karena mereka juga mendapat sertifikat yang diakui internasional, selain sertifikat dari sekolah.

”Kelas internasional kami bekerja sama dengan Cambridge University. Lulusan kelas internasional ini bisa menggunakan sertifikat internasionalnya untuk mendaftar sekolah di luar negeri,” kata staf kurikulum di SMAN 3 Jakarta, Yudi Hermunanto, Selasa (9/6).

Yudi menjelaskan, kelas internasional di SMAN 3 baru dibuka tahun ini dan hanya menerima 24 siswa atau satu kelas. Pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) kelas internasional di SMAN 3 dibuka sejak awal Juni hingga 22 Juni mendatang. Kelas internasional menerima siswa dari DKI maupun luar DKI.

Dalam menyelenggarakan kelas internasional, SMAN 3 bekerja sama dengan SMAN 78 Jakarta dan Cambridge University. ”SMAN 78 sudah lebih dulu memiliki kelas internasional dan kelas internasionalnya memakai kurikulum dari Cambridge University,” ujar Yudi.

Bahasa pengantar di kelas internasional yang mengutamakan bidang sains ini adalah bahasa Inggris. Tenaga pengajar kelas internasional di SMAN 3 adalah guru-guru yang mengajar di kelas super di SMAN 3 yang paling tidak menyandang gelar strata 2.

Kelas super merupakan kelas dengan siswa-siswa yang dipersiapkan untuk mengikuti perlombaan sains seperti olimpiade matematika ataupun olimpiade fisika.
Yudi juga mengatakan bahwa mulai tahun ini, status SMAN 3 menjadi sekolah rintisan sekolah berstandar internasional (RSBI).

Sementara itu, SMAN 8 Jakarta yang membuka kelas internasional sejak tahun 2004/ 2005, tahun ini menerima 48 siswa atau dua kelas. ”Tiap tahun, rata-rata yang mendaftar sekitar 200 orang,” ucap Koordinator Kelas Internasional SMAN 8, Salehudin.

Ia menjelaskan siswa kelas internasional yang meraih grade A Level Full dengan nilai minimal A, ketika mendaftar sekolah di luar negeri —misalnya Nanyang Technology University (NTU), Singapura—tidak perlu mengikuti kelas matrikulasi.

Siswa kelas internasional juga memiliki kelebihan dalam berbahasa internasional dibanding siswa kelas reguler. ”Mereka juga mendapat info lebih dini tentang sekolah-sekolah internasional di luar negeri. Kami kerja sama dengan sekolah di luar negeri,” kata Salahudin.

Siswa kelas internasional SMAN 8 juga boleh menggunakan laboratorium kimia di NTU, mengikuti pertukaran pelajar dengan siswa luar negeri, memiliki proyek sekolah—misalnya Go Green di Kepulauan Seribu. ”Mereka belajar peduli lingkungan, membersihkan sampah, menanam pohon bakau, dan melepas anak penyu,” ucapnya.

Salah satu orangtua murid, Hetifah, mengaku ingin mendaftarkan anaknya ke kelas internasional agar kemampuan bahasa Inggris si anak tidak luntur. ”Di pernah sekolah di luar negeri, empat tahun, jadi sudah terbiasa dengan bahasa Inggris. Tapi, kalau bahasa Inggris tidak terus dilatih.. bisa lupa lagi,” katanya. (Intan Ungaling Dian)
http://www.wartakota.co.id/read/pendidikan/5758

Tidak ada komentar:

Posting Komentar